Metode
Sampling
Dalam perencanaan suatu penelitian,peneliti dihadapkan pada pilihan untuk
mempelajari keseluruhan unsure populasi (manusia atau benda) atau mempelajari
hanya sebagian unsure yang diambil dari bagian atau populasi yang lebih besar.
Sampling terdiri dari berbagai jenis. Dalam perencanaan sampling akan
ditentukan bagaimana unsure diambil dari populasi yang lebih besar atau
populasi induk dan berapa jumlah unsure yang akan diambil.
Sifat
perencanaan sampling
Kebanyakan perencanaan sampling dapat dikategorikan menurut Probability dan
Non-probability.
Sampling Probabilitas
Perencanan
yang menentukan probabilitas atau besarnya kemungkinan setiap unsure dijadikan
sampel. Factor pengawasan yang mendasari semua perencanaan sampling
probabilitas yang utama ialah sifat keacakan. Perencanaan sampling probabilitas
yang biasa digunakan mencakup :
• Sampling acak sederhana (simple random sampling)
Pengambilan sampel dalam teknik random ini, peneliti ini memperkirakan sampel
dalam populasi berkedudukan sama dari segi2 yang akan diteliti. Dengan cara
mengambil acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Dengan
syarat anggota populasi homogen.
Contoh:
Mahasiswa yang baru masuk Perguruan Tinggi Negeri, mereka sama2 tamatan SMA dan
sama2 lulus ujian SPMB (seleksi penerimaan mahasiswa baru).
Disini dapat dikatakan bahwa populasi mahasiswa baru tersebut homogen dari asal
sekolah dan lulus ujian SPMB. Artinya kita mengambil beberapa saja diantara
mereka untuk sampel penelitian, dan yang mana saja, karena kita telah
beranggapan bahwa mereka mempunyai kedudukan yang sama dengan kriteria2 yang
sama.
• Sampling
acak distratifikasi secara proposional (proportioned stratified random
sampling)
Jika penelitian kita memerlukan data bertingkat, berstrata atau bergelombang
dan berlapis2. Yang mungkin berbentuk kelas,umur,daerah dan kedudukan, atau
sejenis maka kita menggunakan sampel stratified dengan mengambil sampel pada
strata2 tertentu sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
Contoh:
Populasi penelitian seluruh Mahasiswa UNIMED, sampelnya bisa pada strata
tingkat I, tingkat II,strata S1 dan seterusnya.
• Sampling
acak distratifikasi secara tidak(kurang) proposional(disproportioned stratified
random sampling)
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata
tapi kurang proposional.
Contoh:
Tingkah laku militer, mungkin hanya sedikit jumlah jenderal dalam sampenya
sehingga peneliti memutuskan untuk menggunakan semua jenderal dalam sampelnya dan
mengurangi proporsi jabatan lain untuk mendapatkan jumlah komposisi sampel.
Dengan menggunakan tabel peneliti dapat menggunakan sampel acak pengelompokkan
proposional. Dengan menggolongkan sesuai dengan jenis kejahatan. Tetapi ia
melihat bahwa populasi yang berisi kasus pemerasan hanya 1%. Akibatnya, sampel
berubah menjadi tidak proposional, apabila sampelnya di hasilkan 100, dengan
menggunakan 10 kasus pemerasan.
Tabel. Distribusi kejahatan populasi dalam militer
Jenis kejahatan Frekuensi Persentase dalam [populasi
Perkosaan 50 5%
Pembongkaran 100 10%
Pencurian mobil 500 50%
Penyerangan 10 1%
Pencurian 140 14%
Perampokan 50 15%
Pembunuhan 50 5%
Jumlah N= 100 100%
• Sampling
area atau gugus (area or cluster sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas. Dalam penggunaan sampel cluster ini
umumnya kesatuan2 yang diteliti, merupakan kelompok2 yang lebih besar.
Contoh:
Kelompok remaja putus sekolah, kelompok kelas, atau sekolah2 dan sebagainya.
Sampling Nonprobabilitas
Teknik pengambilan sampel tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tujuan umum dari perencanaan
sampling probabilitas ialah memperoleh gambaran kasar dari sekumpulan unsure
sampel.
Dalam sampel non probabilitas sukar untuk menentukan jumlah kesalahan sampling,
sehingga peneliti tidak dapat menggeneralisasikan secara langsung beberapa
temuannya dengan populasi yang lebih besar. Ini karena populasi yang ada
sebagian besar tidak teridentifikasi dengan salah satu atau semua variasi
sampling nonprobabilitas. Perencanaan sampling non probabilitas yang biasa
digunakan mencakup:
• Sampling sistematik
Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut. Sampling sistematik biasanya digunakan dalam traffic survey
atau marketing research.
Ada beberapa peneliti menganggap sampling sistematik bukan merupakan sampling
acak, padahal sampling sistematik merupakan sampling acak karena pemilihan
pertama (menggunakan random start) dilakukan secara acak. Beberapa peneliti
menyebut sampling sistematik sebagai Quasi random sampling atau Pseudo random
sampling.
Contoh:
Jika peneliti ingin mengetahui orang2 yang berobat kerumah sakit di sebuah desa,
kita telah mengetahui syarat2 untuk berobat di rumah sakit, dengan mendaftar
diri ke receptionist dan mendapatkan nomor antrian,sehingga mereka dapat
berobat.
• Sampling
kuota
Teknik untuk menentukan sampel secara bebas dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Penggunaan teknis kuota sampel
ini perlu menetapkan strata populasi berdasarkan tanda2 yang mempunyai pengaruh
terbesar terhadap variable yang akan diselidikan.
Sedangkan penetapan kuota tergantung kepada kepentingan peneliti dapat
berdasarkan factor social, factor ekonomi, factor geografis, atau factor
politis.
Contoh:
Jika kita ingin meniliti orang2 yang berambut kribo disebuah kota, kita telah
mengetahui ciri2nya yaitu rambutnya kribo dan kemudian kita menetapkan kuotanya
sejumlah yang telah kita tentukan.
Penggunaan sampel kuota ini dalam penelitian ilmu social sering digunakan oleh
para peneliti, karena dapat menentukan sampelnya dengan tidak terlalu ikat.
• Sampling
aksidental
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Contoh:
Jika kita ingin meneliti orang2 yang telah berambut putih diseluruh kota,
sampelnya kita cari disekeliling kota dan dimana dan kapan saja kita menemui
orang2 yang berambut putih, kita ambil sebagai sampelnya, jadi semua sampel
tersebut hanya secara kebetulan saja dan tak direncanakan.
Dalam suatu penelitian ilmiah biasanya cara sampel aksidental ini jarang
digunakan, kecuali dalam penelitian2 tertentu yang mungkin dapat menggunakap
sampel ini, hal itu tentu sesuai dengan tujuan penelitiannya. Dan bukan
penelitian ilmiah.
• Sampling purposive
Teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Misalnya pada penelitian
tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam
bidang kepegawaian saja.
Contoh:
Jika penel;iti ingin mengetahui perbedaan sikap antara pemuda2 dikota besar
terhadap kenekalan remaja, dalam hal ini mestinya peneliti telah mengetahui
lebih dulu ciri2 pemuda di perkotaan.
Berdasarkan ciri2 tersebut kemudian peneliti memilih daerah kelompok2 tertentu
sebagai inti/kuncinya sebagai sampel,sedangkan kelompok dibagian lain kota dapat
ditinggalkan.
• Sampling
bola salju (snowball sampling)
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini
disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya,
sehingga jumlah sampel semakin banyak.
Contoh:
Jika peneliti ingin mengetahui penyebaran informasi medis diantara ahli medis,
sampling snowball dapat digunakan untuk menentukan bagaimana seorang ahli medis
akhirnya menggunakan obat2an dan peralatan tertentu. Metode tersebut dapat
menggambarkan melalui kelompok ahli medis yang mana informasi tentang obat baru
yang beredar.
Apakah ahli medis tersebut membacanya dalm suatu jurnal medis atau
mendengarkannya pada suatu konferensi medis, dan kalau memang demikian, siapa
yang dihubungi diantara teman2 ahli medisnya mengenai hal tersebut? Bagainmana
informasi diantara ahli medis
menyebar dalam suatu masyarakat tertentu? Sampling snowball dapat menjawab
pertanyaan diatas.
• Sampling saturasi
Sama sekali bukan sampling, karena metode tersebuit didefenisikan sebagai
perolehan semua unsure sampel dalam suatu populasi tertentu yang mempunyai
karakteristik yang diinginkan peneliti.
Contoh:
Jika kita ingin meneliti semua pemakai Honda Beat dalam sebuah komunitas kecil.
• Sampling
dense
Sampling secara padat. Terletak diantara sampling acak sederhana dan sampling
saturasi. Dengan menaikkan fraksi sampling menjadi satu setengah dan mengambil
mayoritas responden yang memiliki sifat atau karakter yang diinginkan peneliti
bisa dianggap sampling dense.
Contoh:
Apabila komunitas Honda Beat terdapat 500 orang di medan, peneliti hanya
mengambil setengah dari 500 orang yang memiliki Honda Beat.
sumber : http://fhienie.wordpress.com/2009/05/22/tekhnik-sampling-probabilitas-dan-non-probabilitas/